"/dev/sdc1 is apparently in use by the system; will not make a filesystem here! Nah lho, kenapa nih? Yuk, simak artikel selengkapnya." — dit

Intro

Sebagai salah satu periferal penting di sistem komputer, hard disk drive [HDD] mengemban tugas untuk penyimpanan data. Mulai dari sistem operasi, file konfigurasi sampai data yang kita gunakan sehari-hari. Sejalan dengan penggunaannya, pastinya tetap akan ada penyusutan performa terhadap periferal ini yang berujung pada gagal fungsi periferal. Jika sudah begitu, pastinya Anda akan menyiapkan HDD penggantinya untuk disematkan di sistem.

Sebelum sebuah HDD dapat digunakan untuk operasional, tentunya harus melalui tahap formatting. Hal ini berlaku untuk semua sistem operasi, begitu juga Linux. Umumnya proses akan diawali dengan pembuatan partisi menggunakan fdisk, setelah itu masing-masing partisi diformat menggunakan mkfs.ext3.

Here Comes the Pain

Pada kesempatan ini saya berhadapan dengan sebuah HDD pengganti yang telah dipasangkan di sistem. Secara keseluruhan periferal ini sudah berfungsi, hal ini ditandai dengan periferal yang terdeteksi di BIOS maupun sistem.

Dari situ berlanjut kepada pembuatan partisi yang kebetulan hanya membuat sebuah partisi dari keseluruhan kapasitas HDD. Selesai dengan pembuatan partisi, verifikasi dan penyimpanan konfigurasi partisi, seperti biasa melangkah ke tahap formatting HDD dan masalah muncul dengan pesan /dev/sdc1 is apparently in use by the system; will not make a filesystem here!

Analisa

Kembali saya runut aktivitas manajemen HDD yang telah dilakukan sebelumnya dan saya mendapati adanya konten berbeda di awal proses pembuatan partisi via fdisk. Dalam kondisi yang umumnya dijumpai terhadap HDD baru adalah tampilan di bawah ini saat memasuki fdisk.

[root@jangkrik ~]# fdisk /dev/sda 
Device contains neither a valid DOS partition table, nor Sun, SGI or OSF disklabel 
Building a new DOS disklabel with disk identifier 0xf60e7488. 
Changes will remain in memory only, until you decide to write them. 
After that, of course, the previous content won't be recoverable. 

Tetapi lain halnya dengan HDD baru [ sebenarnya seken sih ;)) ] yang baru saja dipasang dengan tampilan berikut saat memasuki fdisk.

root@jangkrik [~]# fdisk /dev/sdc 

The number of cylinders for this disk is set to 38913. 
There is nothing wrong with that, but this is larger than 1024, 
and could in certain setups cause problems with: 
1) software that runs at boot time (e.g., old versions of LILO) 
2) booting and partitioning software from other OSs 
   (e.g., DOS FDISK, OS/2 FDISK) 

Command (m for help): p 

Disk /dev/sdc: 320.0 GB, 320072933376 bytes 
255 heads, 63 sectors/track, 38913 cylinders 
Units = cylinders of 16065 * 512 = 8225280 bytes 

   Device Boot      Start         End      Blocks   Id  System 
/dev/sdc1               1       38913   312568641   83  Linux 

Command (m for help):

Here Comes the Sun

Usut punya usut ternyata HDD yang baru ditambahkan sebelumnya pernah difungsikan untuk RAID, sehingga ada konfigurasi yang masih tersimpan di HDD. Dengan begitu, mari kita letakkan sejenak misi untuk formatting HDD dan beralih mencari cara untuk membersihkan HDD terkait dari kungkungan array RAID terlebih dahulu.

  1. Gunakan perintah dmsetup status untuk menampilkan partisi array apa saja yang masih aktif.

    root@jangkrik [~]# dmsetup status 
    isw_eaffcjgggg_disk0: 0 625137664 linear 
    isw_eaffcjgggg_disk0p1: 0 625137282 linear
  2. Gunakan perintah dmsetup info untuk menampilkan informasi lebih detil dari masing-masing array tersebut.

    root@jangkrik [~]# dmsetup info 
    Name:              isw_eaffcjgggg_disk0 
    State:             ACTIVE 
    Read Ahead:        256 
    Tables present:    LIVE 
    Open count:        1 
    Event number:      0 
    Major, minor:      253, 0 
    Number of targets: 1 
    UUID: DMRAID-isw_eaffcjgggg_disk0 
    Name:              isw_eaffcjgggg_disk0p1 
    State:             ACTIVE 
    Read Ahead:        256 
    Tables present:    LIVE 
    Open count:        0 
    Event number:      0 
    Major, minor:      253, 1 
    Number of targets: 1 
    UUID: part1-DMRAID-isw_eaffcjgggg_disk0
  3. Gunakan perintah dmsetup ls untuk menampilkan device yang masih ada.

    root@jangkrik [~]# dmsetup ls 
    isw_eaffcjgggg_disk0    (253, 0) 
    isw_eaffcjgggg_disk0p1  (253, 1)
  4. Hapuslah device tersebut dimulai dari yang paling bawah terlebih dahulu menggunakan perintah dmsetup remove.

    root@jangkrik [~]# dmsetup remove isw_eaffcjgggg_disk0p1 
    root@jangkrik [~]# dmsetup remove isw_eaffcjgggg_disk0 
    root@jangkrik [~]# dmsetup ls 
    No devices found 
    root@jangkrik [~]#
  5. Lanjutkan dengan pembuatan partisi melalui fdisk, memverifikasinya dan menyimpan konfigurasi partisinya.

    root@jangkrik [~]# fdisk /dev/sdc 
    The number of cylinders for this disk is set to 38913. 
    There is nothing wrong with that, but this is larger than 1024, 
    and could in certain setups cause problems with: 
    1) software that runs at boot time (e.g., old versions of LILO) 
    2) booting and partitioning software from other OSs 
    (e.g., DOS FDISK, OS/2 FDISK) 
    Command (m for help): n 
    Command action 
    e   extended 
    p   primary partition (1-4) 
    p   Partition number (1-4): 1 
    First cylinder (1-38913, default 1): 
    Using default value 1 
    Last cylinder or +size or +sizeM or +sizeK (1-38913, default 38913): 
    Using default value 38913 
    Command (m for help): p 
    Disk /dev/sdc: 320.0 GB, 320072933376 bytes 
    255 heads, 63 sectors/track, 38913 cylinders 
    Units = cylinders of 16065 * 512 = 8225280 bytes 
    Device Boot      Start         End      Blocks   Id  System 
    /dev/sdc1               1       38913   312568641   83  Linux 
    Command (m for help): v 
    5165 unallocated sectors 
    Command (m for help): w 
    The partition table has been altered! 
    Calling ioctl() to re-read partition table. 
    Syncing disks. 
    root@jangkrik [~]#

Menuai Hasil

Setelah menempuh tahapan-tahapan di atas, kini tiba saatnya untuk menuai hasilnya dengan melakukan formatting terhadap partisi yang sudah dibuat. Jika sebelumnya proses formatting hanya akan berujung pada pesan bahwa HDD tidak dapat diformat, sekarang proses formatting dapat berlangsung dengan baik tanpa kendala apapun.

root@jangkrik [~]# mkfs.ext3 /dev/sdc1 
mke2fs 1.39 (29-May-2006) 
Filesystem label= 
OS type: Linux 
Block size=4096 (log=2) 
Fragment size=4096 (log=2) 
39075840 inodes, 78142160 blocks 
3907108 blocks (5.00%) reserved for the super user 
First data block=0 
Maximum filesystem blocks=4294967296 
2385 block groups 
32768 blocks per group, 32768 fragments per group 
16384 inodes per group 
Superblock backups stored on blocks: 
        32768, 98304, 163840, 229376, 294912, 819200, 884736, 1605632, 2654208, 
        4096000, 7962624, 11239424, 20480000, 23887872, 71663616 

Writing inode tables: done 
Creating journal (32768 blocks): done 
Writing superblocks and filesystem accounting information: done 

This filesystem will be automatically checked every 25 mounts or 
180 days, whichever comes first.  Use tune2fs -c or -i to override. 
root@jangkrik [~]# 
Sebagai penutup, berikanlah sembarang label terhadap partisi barunya menggunakan perintah e2label dan partisi baru ini sudah siap dipakai bersama sistem Anda. 

root@jangkrik [~]# e2label /dev/sdc1 /backup 
root@jangkrik [~]# e2label /dev/sdc1 
/backup 
root@jangkrik [~]#

Outro

Berbekalkan beberapa tahapan di atas, kini Anda dapat tetap menggunakan HDD yang semula sempat digunakan untuk RAID di sistem. Selamat mencoba.