Operasional yang baik adalah saat segala sesuatunya terkoordinasi dan berjalan dengan baik. Sama halnya saat Anda bertindak sebagai reseller hosting, dimana Anda umumnya memiliki beberapa akun reseller hosting aktif untuk menempatkan hosting klien-klien Anda.
INTRO
Saat jumlah akun hosting reseller Anda masih sedikit, mungkin belum terlalu sulit untuk mengelolanya, tetapi saat Anda sudah berkembang sedemikian rupa dengan jumlah akun reseller yang banyak, tentunya mulai timbul kesulitan dalam penanganannya. Ditambah lagi jumlah akun hosting di bawah akun reseller hosting yang juga mungkin jumlahnya tidak sedikit, makin memperkeruh keadaan yang seharusnya hal menyenangkan.
Belum selesai sampai di situ, keadaan kadang menjadi makin rumit saat Anda menggunakan layanan reseller hosting di beberapa provider berbeda serta regional server yang berbeda pula. Beberapa provider berbeda maka secara otomatis Anda akan berhadapan pula pada nama server yang berbeda berikut IP address-nya pula.
Melalui artikel kali ini saya coba bagikan konsep pengelolaan server dan klien selaku pamilik reseller hosting. Diharapkan dengan konsep sederhana ini dapat membantu Anda para pelaku bisnis reseller hosting untuk lebih efektif dan efisien dalam melakukan manajemen bisnis Anda. Simak bahasan selengkapnya di bawah ini.
ANALISA
Bicara bisnis reseller hosting, maka ada 2 komponen utama yang akan Anda jumpai dan gunakan, yaitu :
- Paket reseller hosting yang Anda miliki
- Private name server reseller hosting yang Anda gunakan
Guna memudahkan Anda dalam mengikuti dan memahami bahasan ini, saya bertindak sebagai pemilik bisnis reseller hosting dengan dit.web.id. Dikisahkan selaku reseller hosting, saya memiliki total paket reseller hosting sebanyak 5 buah di 4 provider berbeda. Adapun gambaran komposisinya adalah sebagai berikut :
Nama Provider | Regional Server | IP Address | Server | Alias |
Provider1 | Indonesia | 10.10.10.10 | Bantal | svr1.dit.web.id |
Provider1 | Indonesia | 10.10.10.20 | Guling | svr2.dit.web.id |
Provider2 | Singapura | 50.50.50.10 | Sprei | svr3.dit.web.id |
Provider3 | Amerika | 100.100.100.10 | Kasur | svr4.dit.web.id |
Provider4 | Amerika | 150.150.150.10 | Selimut | svr5.dit.web.id |
Dari tabel di atas dapat diketahui ada 4 provider berbeda yang diwakili oleh Provider1 sampai Provider4. Untuk regional server-nya ada 3 negara, yaitu Indonesia, Singapura dan Amerika dengan masing-masing alokasi IP address-nya. Khusus untuk Provider3 dan Provider4 sekalipun sama-sama di regional Amerika, tetapi berbeda provider yang secara otomatis range IP address berbeda, begitu pula nama dari masing-masing server-nya.
Berdasarkan pertimbangan cakupan regional yang luas (network), maka saya membuatkan akun hosting untuk dit.web.id di server Sprei. Dengan begitu harapannya bisnis saya bisa cukup responsif saat diakses dari Indonesia atau regional Asia lainnya serta Eropa.
Alias pada tabel di atas saya gunakan sebagai identitas masing-masing paket reseller hosting yang saya miliki. Jika ke depannya saya memiliki paket reseller hosting baru, maka cukup saya berikan alias dengan pola penamaan yang sama, hanya saja angka indeksnya yang berubah.
Berbekalkan kondisi di atas, maka saya berencana untuk membuat private name server berdasarkan regional server. Untuk itu setidaknya saya akan memiliki 6 buah private name server, misalnya saja dengan format KODE_NEGARA.DOMAINRESELLERHOSTING.APA. Untuk itu saya akan membuat private name server sebagai berikut :
Private Name Server | IP Address | Representasi |
id1.dit.web.id | 10.10.10.10 | Provider1 – Server Bantal |
id2.dit.web.id | 10.10.10.20 | Provider1 – Server Guling |
sg1.dit.web.id | 50.50.50.10 | Provider2 – Server Sprei |
sg2.dit.web.id | 50.50.50.10 | Provider2 – Server Sprei |
us1.dit.web.id | 100.100.100.10 | Provider3 – Server Kasur |
us2.dit.web.id | 150.150.150.10 | Provider4 – Server Selimut |
Dari tabel di atas terlihat untuk private name server sg1.dit.web.id dan sg2.dit.web.id menggunakan IP address yang sama. Hal tersebut karena kebetulan saat ini saya masih memiliki sebuah paket reseller hosting saja di regional server tersebut. Jika kelak saya menambah paket reseller hosting kembali di regional server Singapura, maka IP address-nya dapat diisikan pada private name server sg2.dit.web.id.
Private name server (atau disebut juga child name server) adalah name server privat dari sebuah domain yang bertugas dalam memberikan arahan dimana data sebuah domain berada. Private name server ini yang nantinya Anda berikan kepada klien Anda agar mereka isikan di bagian name server domain-nya. Dicontohkan saya memiliki klien dengan domain cireng.com yang saya posisikan di regional server Selimut. Dengan begitu nantinya saya akan menginformasikan kepada klien saya agar domain cireng.com diarahkan atau menggunakan name server us1.dit.web.id dan us2.dit.web.id.
Sejauh ini saya selaku reseller hosting telah berhasil mendata semua layanan reseller hosting serta merencanakan private name server yang akan dipakai. Menggunakan konsep di atas, tentunya saya juga akan lebih mudah dalam mengelola alokasi server yang akan digunakan atau saat ingin menambah paket reseller hosting baru, karena cukup mengikuti saja pola yang sudah ada.
PERSIAPAN
Tahap analisa dan perencanaan sudah selesai, kini tiba waktunya untuk mengimplementasikannya di bisnis reseller hosting Anda. Pada bagian ini ada 2 buah komponen utama yang akan dikelola, yaitu panel domain dan panel hosting dit.web.id (dalam hal ini cPanel). Kedua panel tersebut Anda dapatkan dari provider yang Anda gunakan.
Pembuatan Private Name Server di Panel Domain
Bahasan masih tetap menggunakan contoh kasus di atas, yaitu dit.web.id sebagai domain reseller hosting. Untuk itu saya masuk ke panel domain dit.web.id, lalu masuk ke fitur Child Name Server. Saya buat masing-masing private name server yang ingin digunakan sesuai tabel di atas.
Pembuatan Record DNS Private Name Server di Panel Hosting
Melalui cPanel hosting dit.web.id, saya menggunakan fitur Zone Editor untuk manajemen record DNS dit.web.id. Saya membuat record DNS bertipe A untuk id1 dengan TTL 14400 dan nilainya adalah IP address server Bantal, yaitu 10.10.10.10. Ulangi lagi langkah yang sama untuk penambahan private name server lainnya sampai selesai.
Menerapkan Private Name Server pada Domain Reseller Hosting
Selesai dengan pembuatan semua private name server, maka saya sudah bisa menggunakan masing-masing private name server tersebut di domain dit.web.id. Kembali masuk ke panel domain dit.web.id, tetapi kali ini ke bagian Name Server. Saya isikan semua private name server yang sudah dibuat untuk domain dit.web.id. Tunggulah beberapa saat untuk masa propagasi DNS, setelah itu lakukan pengujian terhadap salah satu private name server menggunakan PING dan pastikan sudah merespon. Masih menggunakan PING, pastikan private name server lainnya telah merespon dari masing-masing IP address sesuai tabel yang telah diwacanakan di tahap sebelumnya.
Sebagai hasilnya, saat ini domain dit.web.id telah menggunakan private name server dan bisa diakses dengan baik di internet seperti contoh di bawah ini.
IMPLEMENTASI
Selesai dengan tahap persiapan di atas, kini Anda sudah siap berbinis sebagai reseller hosting dengan konsep manajemen yang teratur dan mudah. Sebagai contoh saya mendapatkan pemesanan dari klien untuk hosting di regional Amerika dengan domain milik klien adalah cireng.com. Maka saya memiliki 2 buah opsi server untuk menempatkan hosting klien tersebut, yaitu di server Kasur atau Selimut. Untuk itu saya cukup mengakses panel WHM di server terpilih (misal server Selimut) dengan format URL https://svr5.dit.web.id/whm dan melakukan validasi akun reseller-nya. Dilanjutkan dengan pembuatan akun hosting untuk cireng.com. Sebagai penutup, saya informasikan detil akun hosting yang telah dibuat kepada klien berupa IP address, username dan password cPanel serta name server yang harus dipakai di domain cireng.com, yaitu us1.dit.web.id dan us2.dit.web.id.
Dengan cara serupa, Anda bisa mengakses panel WHM di server lainnya menggunakan URL alias dari masing-masing server lalu membuatkan akun hosting untuk klien lainnya sesuai kebutuhan regionalnya. Dari masing-masing panel WHM pula dapat Anda pantau berapa banyak akun hosting serta resources yang tersedia di masing-masing server. Tujuannya agar Anda dapat mengetahui pula regional server mana saja yang paling diminati konsumen dan perlu dikembangkan.
BONUS
Bicara manajemen belum lengkap rasanya jika hasil penerapannya belum memudahkan Anda dalam operasional sehari-hari. Setelah menempuh semua tahapan di atas, Anda sudah dapat memetakan semua server dengan baik dan mudah, tetapi masih ada sebuah hal lagi yang mungkin (akan) Anda alami jika sudah berurusan dengan jumlah server yang banyak, sebut saja lebih dari 10 buah paket reseller hosting yang Anda kelola.
Sebut saja dalam contoh kasus di tahapan implementasi di atas untuk klien dengan domain cireng.com di regional Amerika. Saat Anda sudah memiliki banyak paket reseller hosting di regional yang sama, pastinya akan sulit untuk mengetahui cireng.com tersebut ada di server yang mana. Menggunakan tes PING ke nama domain cireng.com hanya akan mendapatkan respon IP Address server-nya. Menggunakan pemeriksaan name server juga hanya akan mendapatkan informasi dimana regional server yang dipakai. Tetapi Anda masih harus mencari lebih jauh tepatnya dimana akun hosting tersebut berada dan hal tersebut tentunya akan menyita waktu.
Untuk itu ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar pencarian lokasi server bisa berlangsung singkat dan tepat pula. Simak beberapa opsi di bawah ini yang dapat diterapkan.
Identitas Server Menggunakan PTR atau RDNS
PTR adalah singkatan dari PoinTeR yang merupakan salah satu jenis record DNS untuk memberikan informasi hostname dari sebuah IP address. Hal tersebut juga dikenal dengan istilah RDNS yang merupakan singkatan dari Reverse Domain Name Service yang memberikan informasi hostname IP address yang disajikan terbalik (dibaca dari kanan ke kiri). Untuk dapat menerapkan PTR atau RDNS di IP address paket reseller hosting Anda, maka komunikasikanlah dengan pihak provider untuk bantuan pembuatannya, mengingat PTR atau RDNS hanya dapat dikelola oleh pemilik IP address (dalam hal ini provider Anda).
Sebagai contoh saya ingin server Selimut menggunakan PTR atau RDNS. Maka saya memintanya kepada pihak Provider5 agar IP address 150.150.150.10 dibuatkan PTR atau RDNS dengan hostname svr5.dit.web.id (yang mana merupakan representasi dari server Selimut).
Masih menggunakan contoh kasus klien cireng.com yang telah dibuat sebelumnya, saya cukup PING nama domain cireng.com dan mendapatkan respon IP address 150.150.150.10. Setelah itu saya cek PTR atau RDNS IP address 150.150.150.10 dan mendapatkan respon bahwa IP address 150.150.150.10 adalah svr5.dit.web.id atau server Selimut. Dengan begitu bisa dipastikan bahwa akun hosting cireng.com berada di server Selimut.
Identitas Hosting Menggunakan TXT
Apabila provider Anda masih belum dapat membantu dalam pembuatan PTR atau RDNS, maka masih tersedia opsi lain untuk memudahkan Anda dalam pengidentifikasian server. Tersebutlah TXT yang juga merupakan salah satu record dalam konsep DNS. Record yang merupakan singkatan dari TeXT ini tersedia agar dapat membubuhi sembarang teks di DNS zone domain. Penggunaan record TXT tidak membutuhkan campur tangan pihak provider, dengan begitu bisa langsung Anda terapkan kepada akun hosting klien.
Juga masih menggunakan contoh kasus hosting cireng.com, sesaat setelah akun hosting selesai saya buat, maka saya menambahkan sebuah record DNS baru untuk cireng.com berjenis TXT dengan format :
lokasi IN TXT 14400 alias-server
- lokasi adalah record DNS tambahan untuk domain cireng.com yang nantinya digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dimana hosting cireng.com berada. Kata lokasi dapat Anda ubah dengan kata lainnya sesuai kebutuhan.
- alias-server adalah nilai dari record TXT lokasi yang nantinya akan diberikan saat record tersebut digunakan. Pada contoh kasus cireng.com, alias server-nya adalah svr5.dit.web.id dan server bernama Selimut. maka untuk alias-server pada contoh ini diubah menjadi svr5.dit.web.id-selimut.
Selesai dengan pembuatan record TXT di DNS zone cireng.com, maka saya sudah dapat melakukan pemeriksaannya seperti contoh di bawah ini. Dalam sekejap saya segera mengetahui bahwa cireng.com menggunakan akun hosting di server Selimut.
Dengan cara yang sama dapat Anda terapkan pula kepada akun hosting lainnya setelah selesai pembuatan akun hosting di server. Jika kelak Anda memindahkan akun hosting-nya ke server yang lain, maka jangan lupa pula untuk menyasuaikan record TXT tersebut.
OUTRO
Sampai di paragraf ini setelah menunaikan semua tahapan di atas, kini Anda sudah benar-benar siap untuk berbisnis reseller hosting. Berbekalkan konsep di bahasan kali ini segala bentuk manajemen server maupun hosting klien bisa dilakukan lebih mudah, cepat dan tepat. Dengan begitu harapannya bisnis Anda juga bisa lebih berkembang, karena Anda bisa lebih banyak meluangkan waktu untuk hal lainnya, misalnya saja untuk memikirkan marketing atau promosi bisnis Anda.
Sejalan dengan perkembangan bisnis reseller hosting Anda juga perlu dipertimbangkan penggunaan aplikasi bantu untuk memudahkan manajemen lainnya. Misalnya saja menggunakan aplikasi billing untuk pendaftaran semua klien Anda. Dengan aplikasi billing yang terintegrasi dengan server Anda, maka beberapa otomatisasi juga dimungkinkan, seperti pembuatan akun hosting, penonaktifan akun hosting, penghapusan akun hosting serta korespondensi dengan konsumen terkait tagihan atau hal lainnya.
Bisnis yang baik tidak melulu hanya mengandalkan infrastruktur yang mewah, akan tetapi konsep dan bentuk koordinasi yang baik juga dapat mendongkrak performa bisnis Anda. Sebisa mungkin terapkanlah area khusus dimana Anda dan (calon) konsumen dapat berinteraksi secara realtime, misalnya saja menggunakan aplikasi live help. Sedangkan untuk komunikasi yang bersifat internal antara Anda dan konsumen bisa berbasis aplikasi helpdesk. Dengan begitu segala sesuatunya dapat terpantau dan terselesaikan lebih baik.
Jangan lupa pula untuk selalu memantau kinerja dan performa SDM jika Anda sudah menerapkan staf di bisnis Anda. Pelajarilah bagaimana staf Anda selama berinteraksi dengan konsumen dan sampaikanlah revisi apabila didapati ada hal yang kurang tepat atau sesuai agar ke depannya tidak berulang. Tidak lupa pula tentunya kesejahteraan staf harus berkembang bersamaan dengan bisnis Anda. Dengan begitu niscaya kesuksesan bisnis Anda dapat menghadirkan benefit secara finansial maupun spiritual, baik antara Anda dengan staf maupun Anda dengan konsumen.